Selasa, 31 Maret 2015

Sakit Tifus, Mengapa Pasien Harus Istirahat Total?

Sebelum membaca artikel ini, Syifa peringatkan mendingan kalian jangan baca sambil makan deh.

Beberapa waktu lalu Syifa ketemu sama seorang Ibu muda. Panggil saja namanya Mawar #halah. Dia mengeluh kehilangan nafsu makan. Perut kembung, nyeri dan susah buang air besar. Sakit kepala dan demam naik-turun. Aku kira dia konstipasi karena banyak jajan seblak, es, dan gorengan. Tapi setelah didiagnosa dokter, Ibu  itu kena tifus sehingga disuruh bed rest.

Kenapa sih pasien tifus harus bed rest? Padahal Ibu itu masih mampu lho berobat ke dokter sendirian. Setelah dicari tahu ternyata begini penjelasannya.
          
Typus abdominalis atau disebut juga demam tifoid yang lebih kita kenal sebagai penyakit tifus merupakan infeksi pada saluran pencernaan dengan gejala demam antara 7-14 hari. Penyebab infeksinya adalah bakteri Salmonella thypi atau Salmonella parathytpi. Iya, namanya emang lucu.
            
Bakteri ini bisa hidup sampai beberapa minggu di dalam air, es, sampah, dan debu. Bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang terkontaminasi dan bisa mati oleh asam lambung, namun bisa juga berkembang biak di usus halus.
           
Bakteri masuk ke pencernaan dan aliran darah oleh leukosit. Kemudian masuk ke hati, sumsum tulang belakang, limpa dan kembali diedarkan bersama leukosit. Inilah yang menyebabkan pasien demam dan sakit kepala juga sakit perut.

Bakteri yang berkembang biak di saluran empedu atau hati, menuju usus besar dan keluar bersama kotoran. Bakteri ini bisa bertahan sampai beberapa minggu di saluran pembuangan atau faeces yang kering.
            
Anak-anak rentan terkena bakteri Salmonella thypi karena kekebalan tubuh belum kuat. Namun orang dewasa juga berisiko. Biasanya demam selama 5-7 hari, mual dan susah buang air besar.
            
Banyak orang yang mengartikan sakit tifus sebagai gejala tifus. Padahal sebenarnya pasien tersebut sudah terkena tifus namun dalam stadium yang berbeda. Pantas aja Ibu itu masih kuat berobat ke dokter sendirian. Ternyata dia bukan hanya baru terkena gejala tetapi sudah terkena tifus yang belum terlalu berat. Dan penderita bisa tidak menyadari kena tifus padahal dalam jangka panjang mereka bisa menjadi pembawa kuman.
            
Mengapa perlu istirahat total?
            
Banyak pasien yang mengeluh dan menolak ketika disuruh bed rest oleh dokter. Biasanya sih alasannya karena punya pekerjaan yang gak bisa ditinggalkan, apalagi kalau banyak cicilan yang harus dilunasi. Atau bisa juga karena banyak tugas atau punya misi yang belum terselesaikan. Padahal proses penyembuhan terjadi dengan menghilangkan bakteri di dalam tubuh. Karena itu penderita harus istirahat total dan tidak banyak bergerak. Agar demam cepat turun. Karena jika terlalu banyak gerak, suhu badan akan naik dan kuman berkembang biak masuk ke dalam darah.
            
Selain itu pasien juga perlu makanan yang lembut dan minuman yang banyak serat. Karena usus sedang terinfeksi oleh bakteri sehingga keadaannya sedang lemah.
            
Nah, tahu kan sekarang kenapa penderita tifus harus bed rest? Semoga bermanfaat ya. Silakan klik tombol share biar teman-temanmu yang lain juga baca. :D




Dirangkum dari majalan OTC Digest edisi 80.