Jumat, 17 April 2015

Selamat Ulang Tahun, Ica


            Ditahun ke-4 pertemanan kita, Allah masih belum mengizinkan kita bertemu. Padatnya kegiatanku dan kewajiban yang tidak bisa kutinggalkan, memperlambat langkahku untuk menemuimu. Rencana hanya tinggal wacana. Padahal kita sekarang berpijak di kota yang sama. Mungkin kita menganggap bahwa rencana pertemuan kita sudah pada waktu yang baik, tapi ketetapan Allah selalu yang terbaik. Meski rasa penasaran sudah memuncak di ubun-ubun, percaya saja Allah sudah mempersiapakan waktu yang tepat untuk kita bertatap wajah suatu hari nanti.

            Selamat datang diusia ke-21, Ica. Saat aku mengenalmu dulu, kita masih menjadi gadis belasan tahun yang ingin segera punya KTP. Aku tidak lupa bagaimana awalnya kita saling mengenal sampai bisa menjadi teman. Kamu adalah salah satu alasan, mengapa sepulang sekolah aku tak sabar untuk membuka laptopku dan duduk lama-lama di depannya.

Aku punya kesulitan bagaimana memulai perkenalan ketika bertemu orang baru. Namun melalui media sosial yang luas dan tanpa batas, aku bisa melatih diri berkenalan dengan orang lain. Pertengahan tahun 2011, aplikasi Heello menjadikan kita teman maya. Hanya melalui layar ajaib laptop kita bisa saling menyapa dan bercerita.

            Tahun terus berganti. Kini, kamu bukan lagi stranger  ramah yang menyapaku di media sosial. Kamu telah menjadi temanku. Teman yang belum pernah kutatap langsung wajahnya, dan belum pernah kudengar langsung suaranya.

            Diulang tahunmu yang ke-21, semoga Allah selalu menaungi langkahmu. Semoga tak banyak kesulitan mengganggu cita-citamu. Semoga kesehatan dan keberuntungan menyertaimu.

            Terakhir, terima kasih sudah baik padaku. Terima kasih sudah  menyediakan telinga ketika aku butuh tempat cerita. Terima kasih sudah mendukungku untuk terus menulis. Tetap jadi Ica sayang pada orang tua, dan baik pada semua orang. Satu hal yang kupelajari dari mengenalmu adalah: kita hanya perlu membagikan banyak senyuman dan membuang keangkuhan untuk punya banyak teman.
            
             Selamat ulang tahun, Ica.

Bandung, 17 April 2015
dari temanmu yang jauh,

Lulu Syifa Fauziah.

Kamis, 16 April 2015

Untuk Cici #2

Surat sebelumnya.

          Surat ini hanyalah surat yang pendek. Aku menulisnya ditengah cerpen-cerpen yang berceceran, dan tugas-tugas yang belum kuselesaikan. Tapi, jangan kira kesibukan akan membuatku lupa pada ulang tahunmu. Kakak yang hanya 4 bulan lebih tua darimu ini memang sibuk. Tapi sepadat apapun kegiatanku dari Senin sampai Minggu, aku menyempatkan diri untuk menulis ini untukmu.

            Siapa yang mengira kalau pertemuan kita saat ulang tahunku akhir Desember lalu akan menjadi perpisahan yang panjang, karena sampai bulan ke-4 tahun ini, kita belum bertemu lagi. Padahal dikepalaku ada banyak hal yang ingin kuceritakan padamu. Tentang kuliahku, tentang karirku, tentang mimpi-mimpiku yang baru. Nanti, kalau kita punya waktu yang cukup luas untuk bertemu akan kuceritakan semua yang terjadi padaku selama kita tak bertatap wajah.             

Bagaimana rasanya sampai diusia ke-19? Ditahun terakhir usia belasanmu ini semoga semua mimpi-mimpimu yang belum terwujud bisa segera menjadi nyata. Tidak ada hal yang paling membahagiakan selain terkabulnya doa. Jadi, dipertambahan usiamu hari ini, aku berpesan supaya kamu tidak menjauhi Allah. Karena hanya Dia-lah yang bisa membuat semua harapanmu terjadi.

            Terakhir, aku berterima kasih untuk pertemanan yang terjalin dengan begitu baik selama 2 tahun ini. Kita tak pernah bertengkar. Hampir tak pernah. Terima kasih sudah baik padaku, dan mau berteman denganku yang serba nano-nano; irit ngomong, plin-plan, cengeng, ambisius dan banyak lagi kekuranganku yang telah kamu toleransi tanpa berat hati.

            Selamat ulang tahun Cici!

Bandung, 16 April 2015
dari temanmu,
Lulu Syifa Fauziah