Kamis, 04 Oktober 2012

Posesif


Sebelum mengenalmu hidupku sudah bahagia. Aku dikelilingi orang-orang yang begitu mengasihiku. Ada cinta setiap hari. Aku bahagia bersama mereka. Bersama keluargaku, saudara-saudaraku, sahabat-sahabatku, mereka bahagiaku.

Lalu, aku mengenalmu. Kamu laki-laki yang penuh kharisma. Tegas dan dewasa, kamu rupawan dan sangat perhatian. Aku tidak sanggup menolak cintamu saat kamu menawarkan hatimu padaku.
Hidupku semakin lengkap. Aku memiliki keluarga yang begitu penyayang. Sahabat-sahabat yang selalu mengerti, dan kamu kekasih hati yang sangat kucintai.

Aku bahagia, kamu bahagia. Kita pasangan yang serasi katanya. Semua orang kagum melihat kita yang selalu terlihat akur dan mesra. Saat itu, aku berulang kali  meyakinkan diri bahwa kamu memang  orang yang tepat untukku.

Tapi ternyata tidak begitu. Kamu mencintaiku dengan caramu. Kamu terlalu mengaturku ini-itu. Kamu melarangku tidur siang dengan alasan kamu tak mau melewatkan semenitpun waktu bersamaku. Kamu mengatur waktu makan siangku agar kita bisa makan bersama, tak peduli sesibuk apapun aku. Kamu mengatur waktu belajarku agar dimalam hari aku bisa menemanimu berbincang sampai tengah malam bahkan sampai dini hari. Kamu juga membatasi pertemananku dengan teman laki-lakiku. Alasannya kamu cemburu dan takut perasaanku berubah padamu. Bahkan setiap waktu, kamu memantau pertemananku di social media.  Itu didunia maya, didunia nyata aku tak perlu lagi menjelaskannya.

Kadang, aku berpikir konsep memiliki seperti apa yang kamu pahami?

Kamu mengacaukan hidupku. Aku mulai kehilangan waktu berkumpul bersama keluargaku karena waktuku harus dibagi denganmu, denganmu, dan denganmu. Aku mulai kehilangan waktu bersama teman-teman dekatku.  Aku tak sebebas dulu. Padahal sebebas-bebasnya aku, aku tahu diri. Tak mungkin mempermainkan cintamu. Aku tidak merasa bahagia dimiliki. Kamu begitu mengendalikanku.

Kamu bilang, kamu seperti itu karena trauma akibat kisah cinta masa lalumu. Kamu menjadikan traumamu sebagai alasan untuk menguasaiku. Ya, selalu begitu. Kamu memanfaatkan saat itu untuk membuat aku menuruti semua perkataanmu. Kamu menguasaiku. Kamu kasar. Kamu terlalu membatasiku. Kamu sangat posesif padaku.

Aku tidak mau hidup seperti itu. Sampai aku mengatakan padamu, aku lebih baik sendiri daripada dicintai namun disakiti dengan cara dikuasai. Dan alasannyakarena kamu sangat mengasihi. Kamu melakukan semua itu dengan mengatas namakan cinta.

Lalu kamu menangis. Kamu bilang kamu menyesali semuanya. Kamu memohon agar aku tak meninggalkanmu. Aku hanya mengernyitkan dahi, dan berkata “Mengapa harus menungguku pergi baru mengerti?”

Tak kusangka, kamu marah lagi. Kali ini lebih parah dari amarah yang pernah terjadi.

Tak lama setelah kejadian itu, kamu jatuh sakit. Kamu bilang kamu sakit karena terlalu memikirkanku yang begitu melelahkan hatimu. Kamu sampai tak enak makan dan tak enak tidur katamu. Aku pernah bertanya apakah maksudmu berbicara demikian karena kamu menyalahkanku? Namun kamu mengelak tidak. Kamu bilang kamu hanya menginginkan kesadaran dan perhatian dariku.

Dan entah mengapa dalam keadaan sakit saja kamu masih mengancamku dengan berkata “Kamu  masih ingin pergi? Kamu tega membuatku sakit lalu kamu pergi? Itu sama saja dengan kamu menyuruhku mati” katamu waktu itu, dengan nada bicara yang tinggi.

Aku tidak bisa apa-apa. Keluargamu, teman-temanmu, membelamu habis-habisan. Kamu memanfaatkan keadaan tanpa sedikitpun melirik batinku yang menjadi korban.

Jadi, aku tetap bertahan denganmu. Dengan sisa-sisa cinta yang aku miliki. Ya, sisa-sisa cinta yang ada. Karena sejak kamu mulai menguasaiku dan banyak membatasiku, kamu pasti tidak sadar bahwa kamu mengurangi bahagiaku dan aku hampir mati rasa padamu.

***

Hari demi hari berganti. Kamu tak seposesif dulu lagi karena aku sering menangis dan berkata ingin pergi.
Semuanya berubah. Kamu tak lagi meneleponku terus-terusan saat pesanmu telat kujawab. Kamu mulai mengurangi sapaan-sapaan ramahmu saat aku bangun pagi atau dimalam hari. Kamu hampir selalu tidak sempat membalas e-mailku lagi. Alasannya kamu sibuk ini-itu. Dan dalam kesibukan itulah kamu bertemu dengan dia.

Iya, dia. Perempuan yang kutahu sering menjadi tempatmubercerita saat bertengkar denganku. Aku tak bisa melarangmu untuk menjauhinya, karena jika aku melarangmu berteman dengannya (padahal perhatianmu terlihat begitu lebih padanya) aku yakin kamu akan marah dan mungkin membentakku lalu menyalahkanku bahwa cemburuku berlebihan. Aku tidak mau.

Aku tak kuasa membayangkan seburuk apa aku dimata teman perempuanmu itu. Karena aku yakin, setiap kamu bercerita kepadanya kamu pasti bilang bahwa selalu aku sumber masalahnya. Entah bagaimana kamu bercerita, hanya saja aku yakin kamu memutar-mutar fakta. Sama ketika kamu bercerita tentang segelintir kisah masa lalumu dengan kekasihmu yang dulu, selalu mantan kekasihmu yang salah. Diapun begitu buruk dimataku.

Lama-kelamaan, aku mulai kehilangan kepedulianmu, kasih sayangmu, cintamu, juga waktumu. Hubungan kita berubah. Namun meskipun berubah tetap saja tidak normal. Bahkan kali ini lebih parah. Karenastatusnya ada, cintanya tidak. Sedangkan aku masih dibatasi aturan-aturanmu yang tidak wajar itu.
Sakit sekali. Sampai akhirnya aku tidak sanggup lagi dan aku benar-benar pergi.

Aku lelah, aku menyerah. Saat mengatakan itu, kamu marah. Kamu bilang, aku ngeyel dan tidak ingin dipertahankan. Kamu bilang, aku tidak menghargaimu yang telah banyak berkorban. Kamu bilang aku bebal,tidak tahu diri, tidak ingin dikasihi.

Kamu bilang begitu, padahal aku sama sekali tidak berkata kasar padamu.Apa kamu tidak ingat, setiap kamu marah aku hanya diam saja, menunduk dan menangis saja. Kamu membuatku lemah. Aku tidak bisa marah. Disatu sisi aku percaya kamu mencintaiku, disisi lain aku mempertanyakan sikapmu yang katanya mencintaiku tetapi kenyataannya seperti itu. Entahlah.

Aku diam saja. Lagi pula aku banyak bicarapun kamu akan tetap seperti itu. Kamu selalu meyakinkan orang-orang bahwa semua pertengkaran yang terjadi adalah akibat salahku. Tanpa berkaca pada dirimu sendiri bahwa kamu sebenarnya juga tidak selalu benar.

Kini kita benar-benar berpisah. Harusnya tidak ada lagi masalah. Namun yang menyakitkan adalah, ketika ada yang menanyakan mengapa kita bubar kamu mengatakan pada keluargamu, juga pada teman-temanmu, termasuk pada perempuan itu bahwa kita tak lagi bertahan karena aku terlalu sering melakukan kesalahan dan kamu bilang hatimu sudah sangat kelelahan.

Hhhh....

Kamu benar-benar mengacaukan hidupku. Kamu membuat namaku seburuk itu dimata mereka.
Coba kamu tanya aku, ketika ada yang bertanya mengapa kita bubar aku hanya menggeleng saja dan tersenyum pada mereka tanpa berbicara apa-apa. Aku diam saja. Yang menjadi urusan kita, biarlah menjadi urusan kita. Apa untungnya mereka tahu? Jadi aku diam saja.

Aku tidak tahu mengapa kamu seperti itu. Mungkin karena cintamu terlalu besar padaku.Ya, kupikir cintamu terlalu besar sampai aku bahkan tak sanggup menampungnya. Mungkin begitu.

***

Sabtu, 07 Juli 2012

Minta Jempol? Umm... Kasih Nggak Yah?


Yahaa ceritanya udah hampir dua minggu Syifa praktek. Pokokna mah kerasa banget perubahannya. Syifa mulai terbiasa bangun pagi meskipun ini libur semester. Mulai terbiasa ngomong dengan suara lantang waktu PIO (Pelayanan Informasi Obat) ke pasien lansia, mulai akrab sama bau obat. Dan lebih lancar baca tulisan dokter yang gak manusiawi -______-

Tapi bukan itu sih yang bakal Syifa bahas kali ini. Itu mah cuma buat manjang-manjangin cerita doang.

***

Oiya, apa yang ada dipikiran kalian kalo di add orang kayak gini?



Confirm? Or Not now? Sialnya Syifa gak nemuin tombol Ignore!

Ini yang Syifa alamin malam lalu. Saat lagi seru-serunya chatting dan lagi asyik-asyiknya main-main di grup, eh tiba-tiba aja Syifa di add orag gak dikenal yang masya Allah... *isi sendiri.

Udah banyak friend request dari mahluk-mahluk gak dikenal yang biasanya nyampah di wall dengan status-status gak penting dan mintain jempol!

Iya mintain jempol!

Euleuh-euleuh... jempol tangan Syifa cuma dua, lha ini malah dipinta? Entah dia kanibal dari mana -_____-
Dan ini Syifa alamin lagi malem kemarin. Jadi tiba-tiba aja Syifa nerima puluhan notif like, yang bikin notif-notif “penting” dari grup tenggelem. Ngeganggu deh. Trus Syifa tegur deh itu orang yang sengaja kepo-in wall Syifa.



Eh tapi udah ditegur malah ngeles kalo dia jempolers. Trus Syifa nanya, nyindir maksudnya mah “jempolers itu yang suka minta-minta di like balik kan?”

Dan tau gak apa yang dia jawab?

“Boleh kok terserah aja” dengan santainya. Hadeuh... *sabar* 



***
Ini kekecewaan Syifa yang kesekian karena digangguin penghuni-penghuni “nakal” facebook. Masa coba Syifa gak nge add, dan gak nge-confirm tiba-tiba aja temenan sama orang ini. Gak tau dari mana asalnya. Jelas FB gue mah baru -_____-



Hadeuh pusing deh! Mau deact, sayang. Soalnya udah gabung sama grup-grup kece di FB.
Liat aja deh kelakuan jempolers.



Foto kayak gitu aja yang like sampe puluhan orang -_____-

Bukan maksud Syifa ngatain fotonya jelek yah :p #SekedarOpini #JanganProtes

Syifa pernah negur jempolers yang ngemis like di status temen Syifa. Kayak gini :


Dan tau nggak apa yang terjadi sesudahnya?


KOMENNYA DI HAPUS!

Berarti dia sadar kali yah kalo kegiatannya ngemis-ngemis like di status itu kurang bermanfaat? Semoga begitu. Dan semoga dia tobat, gak mintain jempol lagi. Amin.

***






Sabtu, 30 Juni 2012

Kalian Liburan, Kalo Aku?


Hari Sabtu ini hari ke 6 Syifa praktek. Disaat anak-anak lain lagi menikmati masa liburan, Syifa justru enggak. #Ikhlas #Sabar

Hari ini pasiennya agak beda. Dimulai dari pasien anak kecil imut yang lagi kena flu akut (mirip Afika loh!) Terus ngeliat mbak-mbak setia nganter dan nungguin cowoknya yang masuk IGD. Uh...so sweet. Sampe ketemu sama anak autis yang mukanya kayak sebel sama gue. Juga ketemu pasien yang alisnya kayak Krisdayanti dengan rambut dikepang dua, bibir merah dan baju ketat. Halaah bener-bener sesuatu deh pasien-pasien hari ini -______-

Oiya, makin sering ketemu sama obat makin akrab Syifa sama obat. Kalo dulu lewat ruangan obat aja udah ngerasa bau gak enak. Kalo sekarang berjam-jam ada diruang obat dan berhadapan langsung sama obat sama sekali gak nyium bau apa-apa hahaha alhamdulillah yah :D

Gue udah kebal sama obat, tapi kalo sama pasien yang penyakitnya ehm... rada gimana gitu. Syifa suka nunduk aja kalo ngeliat pasien yang penyakitnya...maaf, agak menjijikan. Serem cuy >_<

Nah ngomong-ngomong soal gak dapet liburan. Beberapa hari lalu Syifa dikasi PR sama Ade Elfrida *eh sejak kapan dia jadi adek gue? hahaha XD

Ya pokoknya gitu deh. Ini dia pertanyaannya :



1. Apa alasan kamu ngeblog?
Pertama karena emang seneng nulis. Yang kedua biar ada kegiatan aja, sayang dong fasilitas internet dari ortu kalo cuma dipake online doang hehe x)

2. Kamu lahir tanggal berapa?
Jiah...mau ngasih kado yah? Aku lahir dihari ibu. Tanggal berapa hayo? Yang suka ngasi kado sama Mamanya pasti tau :p

3. Sebutkan bahasa yang kamu bisa atau fasih? Dan lebih suka yang mana?
Bahasa Indonesa, Bahasa Inggris, Bahasa Sunda. Tapi paling suka Bahasa Sunda. Ada tanggung jawab tersendiri, salaku urang sunda kudu ngamumule tur ngamekarkeun basa sunda. Agak lebay, tapi beneran haha XD

4. Lagu yang sering kamu denger saat galau?
Ada dua, yang pertama lagunya Dewa yang judulnya Hadapi dengan Senyuman (dulu guruku suka dengerin lagu itu kalo lagi down, dan ternyata lagunya bagus) sama lagunya SO7 Pasti Kubisa.
Pertanyaan terakhir...

5. Kamu ingin bekerja jadi apa? (cita-cita)
Jadi pharmacist : )

Yahaa udah dijawab semua pertanyaannya. Nyuruhnya sih diterusin lagi, tapi bingung mau diterusin sama siapa hehehe udahan aja ah :p

Hehe selamat liburan teman-teman. Sampai ketemu di cerita berikutnya yah! :D

***

Jumat, 08 Juni 2012

Cerita Ujian Syifa



Hello Guys, kali ini gue nongol lagi cuma buat cerita aja.

Jadinya dari tanggal 4 kemarin Syifa ngejalanin Ujian Kenaikan Kelas (UKK) Ujian yang menentukan apakah gue bakal jadi murid kelas 12 atau ngendog dikelas 11? Naudzubillah...amit-amit >_<

Banyak hal yang gue alamin empat hari kebelakang, mulai dari ngerjain soal ujian kayak main game sampe duduk sebelahan sama adek kelas yang nyeleneh & nyebelinnya gak kira-kira!

Gimana gak nyebelin coba, semester kemarin gue sebelahan sama anak ini. Anak ini kerjannya minjem alat tulis mulu. Minjemnya kayak barang sendiri aja. Gue tanya kapan mau balikin bolpoint pink kesayangan gue doi bilang “Ntar kalo ujian kelar”.

Anjirrr UKK dilangsungkan selama dua minggu. Terus gue harus nungguin 2 minggu baru dibalikin gitu? Aaaaa lebih baik pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahku....

***

Hari pertama Ujian, Syifa dateng kepagian. Entah kenapa biasanya sampe disekolah jam 7 kurang 15 menit itu sekolah udah rame, eh ini masih sepi-sepi aja -____-

Kenapa yah kalo lagi Ujian sekolah suka masuk jam 8.30?

Apa Cuma sekolah Syifa doang? Mentang-mentang sekolah Syifa swasta perasaan beda mulu dari sekolah tetangga -______-

Hari pertama, Syifa diuji dengan soal Farmakognosi dan Undang-undang Kesehatan. Ulalaa... otak njelimet dengan berbagai macam bahasa latin dan pasal-pasal peraturan kesehatan. Alhamdulillah, lancar. Semua soal diisi full.

Hari keduanya, ujian rada ruwet. Ibarat main game yang ada level nya, step pertama hari pertama masih slow aja. Giliran hari kedua levelnya agak naik. Mapelnya Farmakologi sama Kimia Farmasi Analisis (KFA). Ya, berbagai golongan obat dan reaksi kimia lari-lari diotak gue.

Dihari kedua itu ada soal KFA yang gak gue jawab. Gak dijawab gara-gara rusuh baca soal, gue gak paham sama soal jadinya ada soal essay yang jawabannya gak lengkap. Padahal tau tuh jawabannya. Nyesel nyeeeeng! >_<

Hal yang gue pelajari disini Selama masih ada waktu untuk apa tergesa-gesa? dan “Jangan ragu untuk bertanya, Jangan biarkan kamu menyesal nantinya”

Hari ketiga levelnya makin naik. Gue diuji dengan mapel Administrasi Managemen Farmasi dan Ilmu Kesehatan Masyarakat.  Yang namanya administrasi ya angka semua. Ya Allah... nyesel nyerah duluan. Pas lagi belajar gue ngomong gini terus “Ah nyerah kalo dikasih ngitung. Ampun!” padahal kalo gue serius tekun dari minggu sebelumnya pasti gue bisa ngerjain itu soal. Again, 2 soal administrasi essay gak gue jawab.

Yap, dan demi kelangsungan hidup (gue takut gak naik kelas T.T) gue janji gak bakalan kayak gitu lagi. “Optimis dan berusaha. Orang yang mengeluh sebelum berjuang. Tidak ada bedanya dengan pecundang”

Hari keempat, agak santai. Cuma praktikum Kimia Farmasi Analisis doang. Yeah, karena gue pernah kecelakaan kecil pas praktikum (tangan kena zat sampe iritasi) gue bener-bener hati-hati pas praktikum. Ogah juga kalo ngancurin instrumen Lab. Dih kalo disuruh ganti gimana coba u.u

Yayaya, gitu deh cerita yang gue alamin 4 hari kebelakang. Hmmm yang bikin gue suka sama kelas gue tuh pertama, muridnya cuma 30 orang. Kelas gue paling sedikit dibanding kelas lain tapi anaknya rajin-rajin beut.... Ujian seminggu lagi udah pada ngapalin. Hampir kemana-mana bawa buku. Ke kantin, ke tempat fotokopi, pokoknya kemana-mana pada bawa buku. Gak Cuma ceweknya doang tapi anak lakinya juga rajin.

Itulah yang bikin gue betah sekaligus “susah” bertahan disini. Saingan gue berat coy. Dua semester nilai turun sekalinya naik dikit banget naiknya. Ah udah kepanjangan curhatnya. Thankyou guys, ntar gue balik lagi ngepost cerpen hehe bye! :D
***

Selasa, 29 Mei 2012

Secret Admirer




Aku hanya bisa tertunduk malu saat sahabatku menertawakan tentang pilihan bodohku. Memilih mencintai dalam hati, memilih memendam perasaan dari pada mengungkapkan. Jika ditanyakan mengapa, jawabannya sederhana saja. Aku sudah bahagia menikmati rasa tanpa harus mengatakannya.

Saat dia terlihat bahagia, aku bisa merasakannya. Terlukis dari bibirnya yang tertawa lebar dan matanya yang nampak berbinar. Ataupun saat dia tenggelam dalam pilu aku ikut merasakan getaran galau dalam hatiku, perih air mata yang menetes sedih.  Satu hal yang kuyakini, aku percaya manusia memiliki koneksi hati.

Aku suka caranya tertawa. Saat dia bahagia aku juga menikmati rasa yang bergetar dalam dada. Rasa ini menyenangkan namun terkadang juga menyedihkan. Saat kurasa gelisah aku tak bisa memanggilnya menemaniku dalam resah.

Dia sosok yang kumiliki dalam mimpi. Seperti drama, dialah tokoh utamanya. Aku akan sangat kehilangan jika dia tak mau lagi berperan.

Aku pernah merasa sangat menginginkannya dalam malam insomniaku. Namun terlalu ragu untuk memanggilnya, meskipun sebenarnya aku sangat mengharapkan kehadirannya . Kadang ingin aku berteriak memanggil namanya dan mengatakan bahwa aku mencintainya.

Mungkin terdengar gila, namun aku menikmatinya. Aku bisa tersenyum hanya dengan mengingat pesan-pesan konyolnya. Bahkan kadang aku merasa terbius oleh setiap magic words yang dia ucapkan. Dia terlalu menarik untuk diabaikan.

Dan untuk kesekian kali, kalimat indah untuknya hanya kusimpan dalam laci. Tak pernah dia mengetahui bahwa sebenarnya tulisan ini untuknya, tersusun rapi dalam kata-kata yang hanya dipahami oleh hati.

Aku mencintainya. Jangan tanyakan mengapa. Mencintai itu urusan hati jadi biarkan saja rasa ini berkembang dalam nurani. Ah, rasa ini tak kumengerti, hampir lima tahun rasa ini kupendam dalam hati.

***

Jumat, 25 Mei 2012

Sehelai Surat Untuk Papa



Dear Papa...
Pa, bagaimana keadaanmu? Baik-baik saja?
Aku harap begitu. Karena itu yang selalu terucap dalam doaku.
           
Pa, bagaimana hari-harimu tanpa aku? , tanpa Mama? Apa lebih menyenangkan setelah kita tak lagi bersama?

Tahukah Pa? banyak yang berubah dari hidupku setelah kepergianmu. Meskipun sebenarnya alasan kepergianmu aku tak tahu. Mama hanya bilang seandainya aku laki-laki kau tak akan pergi. Seandainya aku gagah berani kau akan terus ada disini, dulu aku  belum memahami.

Namun kini aku bukan gadis kecil lagi. Kini aku mengerti hanya karena aku bukan laki-laki kau meninggalkan kami. Ketahuilah Pa, siapapun didunia ini tak pernah meminta dilahirkan. Tak pernah menawar untuk dijadikan laki-laki ataupun perempuan.
           
Tahukah Pa? aku masih mengingatmu saat kau datang dihari ulang tahun kelimaku. Membawa hadiah boneka bergaun pink-ungu. Aku bahagia Pa, meski aku menangis saat itu. Menangis melihatmu, yang tak pernah kukenal. Yang selama ini sosoknya hanya tergambar dalam khayal.
           
Tahukah Pa? sampai saat ini Mama masih mengharapmu kembali. Meski aku selalu melarangnya untuk merindukanmu lagi. Namun Mama tak merelakanmu yang telah lama pergi. Mama haya berkata “Aku mencintainya lebih dari apapun juga. Jangan tanyakan mengapa, karena mencintai itu urusan hati, jadi biarkan saja rasa itu berkembang dalam nurani”. Setelah kudengar jawabannya, aku tahu cintanya padamu tak bisa dicegah lagi.
           
Surat ini untuk Papa yang bahkan sudah kulupa bagaimana wajahnya.
Untuk Papa yang selalu dirindukan Mama dirumah...
Untuk Papa yang dulu selalu menjadi pelepas semua resah dan masalah...
Untuk Papa, yang kutahu tak akan pernah membacanya.

***

Kamis, 17 Mei 2012

Dongeng Oh Dongeng


Hello guys ketemu lagi nih sama Syifa!

Yahaa seminggu ini lagi agak longgar praktikum dan responsi, trus ulangan harian paling Cuma satu yah jadinya rajin ngepost deh hehe.

Dan dipostingan kali ini Syifa mau share tentang kisah seram dibalik cerita dongeng!
Wih... kayak yang kita tau dongeng itu selalu diawali dengan once upon a time dan diakhiri dengan happily ever after. Yeah, selalu begitu. Tapi ternyata dongeng dengan ending happily ever after itu merupakan dongeng yang telah diubah. Ada berbagai versi dalam dongeng, diantaraya dongeng dengan kisah yang kejam dan menyeramkan *anjir bahasanya* Yuk disimak! :D

1. Cinderella


Cinderella dan saudara tirinya 

Siapa sih yang gak tahu sama si Cinderella? Ada banyak versi yang menceritakan dongeng ini. Salah satunya, saat Pangeran mencari pemilik asli sepatu kaca, Ibu Tiri Cinderella maksain kedua anaknya untuk bisa dipilih Pangeran. Namun, karena sepatu kacanya nggak cukup, Putri yang kakinya kegedean jari-jarinya dipotong biar muat. Terus Putri yang kakinya kekecilan, kakinya digilas dengan roda gerobak kuda tujuannya biar kakinya pipih.

Ih serem. Dasar dongeng yah! Padahal kalo bukan nomornya mah itu sepatu gak bakal cukup -____-

2. Snow White 



Dalam kisah awalnya diceritain kalo Ratu menyuruh prajuritnya untuk membunuh Putri Salju dan mengambil jantungnya. Jantungnya akan dimakan oleh Ratu agar kecantikan Putri Salju berpindah sama dia.

Namun prajurit Ratu justru memberikan jantung Rusa untuk mengganti jatung Putri Salju. Tapi Putri Salju mati terbunuh gara-gara makan apel beracun. Dan hidup lagi setelah dicium Pageran ganteng dan tajir.
Akhirnya Ratu jahat ketauan bersalah. Dan dihukum dengan kejam dan tidak berperi keratuan. Ratu dijerat dengan sepatu besi dan dipaksa menari sampai mati.

Hadeuuuh bener-bener dongeng!

Namun dongeng ini diadaptasi oleh Walt Disney dan dirubah sehingga ceritanya gak nyeremin lagi.

***

Jadi keingetan nih waktu masih kecil dulu Mama sering baget bacain dongeng. Malah Syifa masih inget beberapa judul dongeng yang pernah dibacain Mama dulu. Kayak Penjahit Ulung dari Taidaraida, Cinderella, Tukang Sepatu Tua, Snow White, bahkan dongeng Sakadang Kuya Jeung Sakadang Monyet. Hahaha banyak deh pokoknya!

Hemh, buat Syifa dongeng gak sekedar dongeng. Misalnya dari tokoh Cinderella kita bisa belajar kesabaran dan percayalah kalo kebaikan pasti mengalahkan kejahatan karena yang baik hanya untuk yang baik. Yahaa mabok dongeng! XD

Hihi udah dulu deh sampe ketemu dicerita berikutnya :D

***


Minggu, 13 Mei 2012

12 Soal Essay


Hello semua! Syifa balik nge-post lagi nih. Padahal kemarin sore baru aja ngepost.


Hari Minggu ini aku dikasih 12 soal essay sama cowok (eh cowok apa laki-laki yah? laki-laki deh kayaknya). Iya jadi Syifa dikasih 12 soal essay sama laki-laki bergigi gingsul bernama Fauzi.  
Mirip namanya sama aku tapi dia gak pake “ah”.


Unyu yah warnanya ^_^


Ampun banget deh padahal setumpuk hapalan buat test Senin besok menanti. Tapi gak apa-apa deh kayaknya. Soal ini kalo dijawab ngasal juga gak bakal dimasukin rapor kok yahaa. Ini dia pertanyaannya :

1. Apa yang ada dipikiran kalian kalau mendengar kata “GINGSUL”?

Yang ada dipikiran Syifa kalo ngedenger kata gingsul ya langsung kebayang sama gigi lah. Kan yang gingsul pasti gigi. Masa iya mata gingsul? -_______-

2. Apa yang paling di ingat dari BLOG ini?

Yang paling diingat dari blog Bang Ujay *eh pake Z lupa!

Syifa jadi inget sama tong sampah. Apalagi pas baca kalimat ini “Hanya tulisan. Ya, memang hanya tulisan. Niat jadi sebuah karya, namun selalu nyaris berakhir di tong sampah”.

What? Tong sampah?

Itu makna gak sebenernya yah... padahal tulisan-tulisan di blognya Bang Ujay itu gak nyampah. Dalam tulisannya selalu terselip pesan. Hmmmh... *ini serius*

3. Seberapa besar arti sebuah persahabatan menurut kalian?

Yayaya, kalo ditanya seberapa besar arti persahabatan gak keukur deh kayaknya. Yang pasti kayak yang pernah aku bilang “Sahabat itu kayak saudara tanpa ikatan darah”. Walaupun kadang ada pertikaian, yang namanya udah kayak saudara istimewa deh pokoknya hehe :p

4. Kata apa yang ingin kamu ucapkan untuk Ibu?

Kata? Umm... kalo kata kependekan Bang. Ada juga kalimat. Kalimatnya “Forgive me, Mom”. Yap! gak jarang Syifa bicara lebih keras dari pada Mama. Makanya tiap abis bikin salah, selalu pengen bilang itu. Tapi malunya gak nahan ujung-ujungnya ngurung diri dikamar T.T

5. Satu kata  yang terangkum setelah kenal gue selama ini? *ngga termasuk ngebully pake huruf setelah “I” *ini serius

Gingsul. Udah itu aja.

6. Lebih suka mana sahabat yang pendiam tapi peduli, dengan yang riang tapi acuh? Alasannya?

Hmm... gak pernah sih punya sahabat yang periang tapi acuh. Lagian yang kayak gitu mah belum pantes dijadiin sahabat -___-

Tapi kalo disuruh milih mending yang pendiam tapi peduli deh. Alasannya, gak apa-apa pendiam juga bukannya sedikit bicara itu lebih baik dari pada ngomong terus tapi “nyampah”?

7. Apa arti kata kehilangan menurut kalian?

Haduh ini pertanyaan kok serius gini yah? -______-

Kalo Syifa kehilangan, aku selalu meyakinkan diri kalo kehilangan itu adalah pertanda semakin dekatnya kedatangan hal yang baru. Udah hukum alam deh kayaknya ada yang hilang ada juga yang datang.

*Nyambung gak sih jawabannya?. Oke lanjut aja kepertanyaan selanjutnya!*

8. Saat seseorang di tuntut berperan menjadi yang bukan ke inginan hatinya, tapi itu peranan yang dibutuhkan untuk orang lain. Itu ibarat sedang minum obat saat sakit, meski pahit tetap harus di telan. Bagaimana sikap kalian saat di posisi itu?

Ini pertanyaannya panjang hemh!

Ya kalo Syifa ada diposisi itu yang namanya dituntut untuk berperan menjadi yang bukan keinginan hati rasanya pasti terpaksa. Tapi kalo itu dibutuhkan orang lain, Syifa sih bakal ngejalanin aja. Apalagi kalo diibaratin kayak minum obat saat sakit. Hey biarpun pahit kalo itu menyembuhkan why not?

9. Saat terjebak dalam situasi kepentingan pribadi yang sangat darurat dan kepentingan bersama yang kamu diandalkan di dalamnya. Mana yang akan kamu utamakan?

Kalo kasusnya seperti itu, aku bakal ngeutamain yang darurat dulu deh. Meskipun itu kepentingan pribadi kalo darurat/urgent/cito ya mana bisa ditunda?

10. Harapan apa ketika melihat perseteruan negara konflik?

Harapannya ya jelas cepet damailah. Soalnya berada di zona konflik pasti gak enak banget.

11. Apa yang kalian pikirkan tentang anak jalanan?

Tangguh. Itu yang aku pikirkan tentang anak jalanan. Coba deh pikir aja, diusia yang masih anak-anak mereka harus kerja. Ngamen, atau mungutin sampah plastik misalnya. Dan itu mereka tetap lakukan meski melelahkan.

Terus yang aku pikir tentang mereka pasti sedikit banget kesadaran mereka tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan. Dan hal itu selalu membuat aku merasa bersyukur, hidupku lebih baik dari pada mereka.

12.Kesan-kesan setelah menerima PR ini?

Umm... mempererat pertemanan sesama blogger. Itu kesan yang aku dapat.  Yahaa :D

Yeay! Pertanyaan terakhir udah dijawab. Hihi ini PR terusin lagi gak yah? ah Si Abang Gingsulnya juga gak nyuruh gitu hehe :p

Selesai deh. Happy Sunday buat teman-teman pembaca. Dan selamat menghapal buat aku yang besok banyak test hemh....

***

Selasa, 24 April 2012

18+


Ceritanya hari ini Thea ultah gitu. 

Thea lagi gatel-gatel kayaknya -_-
Hahaha seharian dicuekin dikelas, padahal Syifa gak tau apa hubungannya nyuekin Thea sama hari ulang taunnya -____-

***

Cieee yang udah punya KTP *uhuk
Hehehe happy birthday Thea, Lulu tau kamu pasti baca.

Sadar nggak kalo baiknya kamu itu nggak ada duanya.

Kamu rela nganterin aku pulang praktek sambil ujan-ujanan.

Kamu setia ngedengerin aku cerita dan nenangin waktu aku nangis dikelas *cengeng banget gue yak?* -___-

Kalo orang dewasa gak ada dirumah, kamu yang nemenin aku sampe mereka pulang. Sekalipun mereka pulang hampir malem *hiks sedot ingus* :’(

Kamu itu udah kayak sodara tanpa ikatan darah.



Kalo ada masalah jangan sekali-kali kabur dari rumah, gak sekolah, jangan kebut-kebutan dijalan (lagi).

Waktu kamu kecelakaan bukan Mama kamu doang yang cemas, tapi Lulu juga : (

Pokoknya diusia yang baru kamu harus jadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.

Ayo tunjukan kalo kamu bisa dewasa dari perilaku dan pikiran gak hanya dewasa secara usia :D






With Love



Lulu Syifa