Dear Papa...
Pa,
bagaimana keadaanmu? Baik-baik saja?
Aku harap
begitu. Karena itu yang selalu terucap dalam doaku.
Pa,
bagaimana hari-harimu tanpa aku? , tanpa Mama? Apa lebih menyenangkan setelah
kita tak lagi bersama?
Tahukah Pa? banyak
yang berubah dari hidupku setelah kepergianmu. Meskipun sebenarnya alasan
kepergianmu aku tak tahu. Mama hanya bilang seandainya aku laki-laki kau tak
akan pergi. Seandainya aku gagah berani kau akan terus ada disini, dulu aku belum memahami.
Namun kini
aku bukan gadis kecil lagi. Kini aku mengerti hanya karena aku bukan laki-laki
kau meninggalkan kami. Ketahuilah Pa, siapapun didunia ini tak pernah meminta
dilahirkan. Tak pernah menawar untuk dijadikan laki-laki ataupun perempuan.
Tahukah Pa?
aku masih mengingatmu saat kau datang dihari ulang tahun kelimaku. Membawa hadiah
boneka bergaun pink-ungu. Aku bahagia Pa, meski aku menangis saat itu. Menangis
melihatmu, yang tak pernah kukenal. Yang selama ini sosoknya hanya tergambar
dalam khayal.
Tahukah Pa? sampai
saat ini Mama masih mengharapmu kembali. Meski aku selalu melarangnya untuk
merindukanmu lagi. Namun Mama tak merelakanmu yang telah lama pergi. Mama haya
berkata “Aku mencintainya lebih dari apapun juga. Jangan tanyakan mengapa, karena
mencintai itu urusan hati, jadi biarkan saja rasa itu berkembang dalam nurani”.
Setelah kudengar jawabannya, aku tahu cintanya padamu tak bisa dicegah lagi.
Surat ini untuk Papa yang bahkan sudah kulupa
bagaimana wajahnya.
Untuk Papa yang selalu dirindukan Mama
dirumah...
Untuk Papa yang dulu selalu menjadi pelepas
semua resah dan masalah...
Untuk Papa, yang kutahu tak akan pernah
membacanya.
***
huhuhu :(
BalasHapusIni fiksi Ilham :)
Hapusmaaf yaa.. sy bertanyaa...
BalasHapuspapamu dah meninggal atau dah bercerai dgn ibumuu ? atau tidak ?
Ummm... kasih tau nggak yah hehehe ini fiksi kok :D
HapusHahaha aku kira asli, ternyata fiksi :)
BalasHapusHehehe iya ini fiksi. Tulisan ini sebelumnya pernah di publish di Kompasiana dan banyak yang ngira asli juga. Dikiranya pengalaman Syifa muehehe padahal asli Fiksi :)
Hapusendingnya kereeeeeeeeeeeeeeeen........
BalasHapusOhaha masa? Belum pintar... masih belajar hehe :D
Hapusini cerita seorang ayah yang pergi cuma gara-gara anak pertamanya perempuan kan??
Hapusahaha iya bang... tega yah kalo kisah ini nyata, cuma gara2 anaknya perempuan ayahnya ninggalin hemh... untung kisah ini cuma ada di imajinasiku aja muehehe :D
HapusHihihi masa? blushing deh jadinya hoho :P
BalasHapuskagum deh, sama kata²nya... :)
BalasHapusfiksi aja bisa kaya asli...
gimana yang asli yah... ? :D :)
Ahaha Ivan bisa aja :p
HapusJadi mengingat bpaku :(
BalasHapusealaah emang bapaknya kenapa deh? :)
Hapussyukurlahh, kirain tadi cerita nyata. siip, syukurlah, ikut lega.
BalasHapusloh ada yang lega tau ini cuma fiksi haha :D
Hapusmakasih yah :)
kata katanya nyentuh, pendeskripsiannya bener bener tergambarkan dengan rangkaian kata yang pas :) endingnya keren :)
BalasHapusemang bener deh cocok betul kau jadi penulis :)
ahahaha merah pipiku muehehe terimakasih yah :)
HapusUntuk Papa, yang kutahu tak akan pernah membacanya...hmm makanya jadi postingan yang sangat menarik :)
BalasHapushihi terimakasih :)
Hapussama-sama :)
Hapushihi makasih :D
BalasHapuskirain kisah nyata mbak :0
BalasHapusOhaha bukan. Ini fiksi :)
Hapusaih..kirain nyata, terharu barunya..
BalasHapusMuehehe kok banyak yang ngira ini nyata yah? XP
Hapuswah sedih ane bacanya. apa nie? eh pas koment pertama ternyat fiksi ya. wahduh, sudah mulai bertanya ternyata gitu toh, sia sia dah ni air mata.. (lebay banget ya)
BalasHapusWahaha XP
HapusHaha insya Allah postingnya hari Kamis :D
BalasHapusini beneran papanya meninggalkan hanya karena anaknya tak sesuai harapan??? :0
BalasHapusIni fiksi Kak Tammy :D
Hapus